Thursday 31 March 2016

Cara Kerja dan Faktor yang Mempengaruhi serta Klasifikasi Enzim


Assalamualaikum wr.wb
selamat pagi, bagaimana kabar kalian hari ini? semoga semuanya dalalm keadaan baik dan semoga selalu dalam linndungannya, amin. ada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai cara kerja,faktor, dan klasifikasi enzim.


Pengertian Enzim
 
Enzim adalah suatu biokatalisator yang dapat bertindak menguraikan molekul yang rantainya panjang menjadi lebih sederhana, serta dapat juga membantu mekanisme reaksi yang mana tergantung pada enzimnya. Walaupun enzim ikut serta dalam reaksi dan mengalami perubahan fisik selama reaksi, enzim akan kembali kepada keadaan semula bila reaksi telah selesai.

Kebanyakan enzim diberi nama dengan penambahan akhiran –ase pada kata yang menunjukkan senyawa asal yang diubah oleh enzim atau pada nama jenis reaksi kimia yang dikatalisis enzim.


CARA KERJA ENZIM 
Enzim bersifat Spesifik artinya satu Enzim bekerja untuk satu jenis makromolekul tertentu. Selain itu, Enzim bekerja seperti mak comblang yaitu menangkap molekul-molekul, menggabungkannya kemudian melepasnya tetapi Enzim tidak ikut berubah. Molekul-molekul yang digabungkan tersebut adalah substrat dan molekul hasil gabungannya disebut produk. Enzim dapat bekerja secara bolak balik yaitu dapat membentuk molekul sederhana menjadi molekul kompleks dan dapat pula menguraikan molekul kompleks tersebut menjadi molekul sederhana.

Enzim memiliki bagian yang disebut “Sisi Aktif Enzim” yaitu tempat melekatnya substrat dan “Sisi Alosterik”. Dua teori mengenai cara melekatnya substrat pada sisi aktif Enzim yaitu Lock and Key Theory atau Teori Gembok dan Kunci serta Induced Fit Theory atau Teori Ketepatan Induksi. Teori yang pertama yaitu Teori Gembok dan Kunci dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894 menyatakan bahwa Enzim dan substratnya memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi seperti kunci dan gemboknya. Itulah alasan mengapa Enzim bersifat spesifik. Teori kedua adalah Teori Ketepatan induksi. Menurut teori ini, sisi aktif Enzim bersifat fleksibel, sehingga bentuknya dapat menyesuaikan dengan bentuk substratnya.

Kerja Enzim juga dapat dipengaruhi oleh Inhibitor. Inhibitor adalah molekul yang dapat menghambat kerja Enzim sehingga dapat menurunkan laju reaksi katalisator oleh enzim. Inhibitor Enzim terdiri dari dua jenis yaitu Inhibitor Kompetitif dan Inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitif menghambat kerja Enzim dengan cara berikatan langsung dengan sisi aktif Enzim sehingga substrat tidak bisa berikatan dengan sisi aktif Enzim dan reaksi tidak dapat berlangsung. Sedangkan inhibitor non-kompetitif adalah inhibitor yang berikatan dengan sisi alosterik Enzim, namun karena Enzim bersifat fleksibel, saat Inhibitor berikatan dengan sisi alosterik, sisi aktif Enzim ikut berubah sehingga substrat pun tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim dan reaksi juga tidak dapat berlangsung.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
Dibawah ini dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim:
  • Suhu
    Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.

    Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan enzim. enzim tahan terhadap suhu rendah artinya enzim tidak akan mengalami kerusakan pada suhu renda, kalau suhu terlalu tinggi maka enzim akan rusak

    Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.

  • Nilai pH
    Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.

    Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.

  • Konsentrasi Substrat
    Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.

    Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.

  • Aktivator & Inhibitor
    Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan substrat.

    Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.

    Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat. 

NOMENKLATUR DAN KLASIFIKASI ENZIM
Enzim diberi nama dengan menambah akhiran ase pada nama substrat yang diubah oleh enzim tersebut. misalnya substrat maltosa diubah oleh enzim maltase menjadi glukosa, enzim yang mengubah lemak adalah lipase. ada pula nama enzim yang tidak berakhiran ase misalnya pepsin,tripsin,ptialin, dan erepsin.
Enzim dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan peristiwa yang terjadi didalam suatu reaksi:
1. golongan hidrolase: enzim yang dengan ditambahkan air dapat mengubah suatu substrat menjadi hasil akhir. misalnya, karboksilase dan protease.
2. golongan dsmolase
enzim yang dapat memecah ikatan C-C atau C-N. misalnya, enzim peroksidase dan katalase.


 

No comments:

Post a Comment