Friday 1 April 2016

Keterkaitan Proses Katabolisme dan Anabolisme


Asb2ndCity# Reaksi ada katabolisme adalah reaksi penguraian yang memecah molekul dan cenderung melepaskan energi. sedangkan reaksi pada anabolisme cenderung memerlukan energi. dari pernyataan diatas bisa kita simplkan bahwa katabolisme memicu anabolisme karena katabolisme menyebabkan sintesis ATP yang digunakan untuk anabolisme. keterkaitan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat dapat dijelaskan pada gambar berikut:

dalam kloroplas, energi dari sinar matahari disimpan lalu diubah menjadi molekul glukosa. dalam mitokondria, energi yang telah diubah menjadi glukosa dibongkar kembali untuk diggunakan bagi keperluan proses dalam sel oksigen yang dihasilkan dalam kloroplas digunakakn oleh mitokondria selama proses pembongkaran glukosa. CO2 dan air yang diproduksi dalam mitokondria dapat digunakan oleh kloroplas sebagai bahan dasar fotosintesis.
kadar CO2 udara adalah konstan (kurang lebih 0,03%). karena jumlah yang terpakai untuk proses anabolisme diganti dengan jumlah yang sama dari proses katabolisme semua makhluk hidup.

1. energi dalam proses katabolisme dan anabolisme
dalam katabolisme gula dihasilkan 38 ATP (380 kalori). sehingga kurang lebih 55% energi dimanfaatkan untuk proses metabolisme, sedangkan sisanya berubah menjadi energi panas.
dalam proses anabolisme, diperkirakan energi yang jatuh pada daun hanya 2% saja yang dimanfaatkan.namun sebagian dari energi yang diterima tumbuhan digunakakn untuk penguapan, atau dipancarkan kembali, dan untuk keperluan yang lain lain.
pada umumnya kecepatan rata rata fotosintesis (annabolisme karbohidrat) adalah 8-12 kali kecepatan respirasi (katabolisme gula). jika kecepatan respirasi sama dengan kecepatan fotosintesis, dapat dikatakan bahwa semua glukosa yang dihasilkan oleh fotosintesis akan habis untuk respirasi.
titik kompensasi adalah keadaan suhu serta cahaya matahari sehingga produksi gula pada fotosintesis sama dengan kebutuhan gula untuk respirasi.

2.faktor yang mempengaruhi katabolisme dan anabolisme
faktor yang mempengaruhi katabolisme dan anabolisme dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. faktor luar
a. cahaya
b. suhu
c. CO2
d. O2
e. H2O
f. senyawa kimia
g. luka
h. mekanis

2. faktor dalam
pada katabolisme
1. substrat respirasi mempercepat laju katabolisme
2. laju katabolisme dipengaruhi juga oleh kuantitas dan kualitas protoplasma
pada anabolisme
laju anabolisme dipengaruhi oleh:
1. klorofil
2. membuka dan menutupnya stomata
3. anatomi daun
4. morfologi daun
5. hambatan pada transportasi hasil fotosintesis, menghambat laju anabolisme.

Anabolisne Karbohidrat


Asb2ndCity# Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau bisa disebut juga dengan penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya matahari untuk fotosintesis dan energi kimia untuk kemosintesis.





peristiwa fotosintesis dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O > C6H12O6 + 6O2.
Jan Ingenhousz (1799), membuktikan bahwa pada proses fotosintesis dilepaskan O2. hal ini dibuktikan dalam percobaannya menggunakan tanaman air hydrilla verticillata didalam gelas beker dibawah corong terbalik yang ujungnya diletakkan sebuah tabung reaksi.

Tahap  Tahap Fotosintesis
proses fotosintesis yang terjadi yang terjadi dikloroplas berlangsung melalui 2 tahap yaitu:

1. Reaksi Terang
reaksi terang akan terjadi jika ada cahaya, ,dan pada reaksi terang terjadi proses fotolisis.Fotolisis adalah peristiwa di mana energi sinar yang diterima digunakan untuk memecah molekul air menjadi H+ dan O2.
2H2O > 2H2 + O

Pada tumbuhan dan alga terdapat dua pusat reaksi yang bekerja secara teratur. Pusat reaksi ini ditemukan karena memiliki penyerapan panjang gelombang cahaya yang berbeda.  Fotosistem I memiliki penyerapan cahaya maksimum 700 nm, karena pada fotosistem I terdapat pigmen yang dapat menyerap panjang gelombang maksimum 700 nm (p700). Fotosistem II memiliki penyerapan cahaya maksimum 680 nm dengan pigmen yang dapat menyerap panjang gelombang maksimum 680 nm (p680). Meskipun fotosistem I ditemukan lebih dahulu, reaksi transfer elektron berawal dari fotosistem II. Elektron bergerak dari fotosistem II ke fotosistem I.
Ketika cahaya matahari (foton) mengenai fososistem II, akan menyebabkan elektronnya tereksitasi (keluar). Elektron ini akan digantikan oleh elektron hasil hidrolisis dari molekul air. Peristiwa pemecahan molekul air pada fotosintesis ini disebut  fotolisis.
a) Reaksi nonsiklik
Elektron yang tereksitasi dari fotosistem II bergerak melalui rangkaian akseptor elektron, seperti plastoquinon, sitokrom f, dan plastosianin. Pada proses tersebut dilepaskan energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP.
Selanjutnya elektron mencapai fotosistem I.
Seperti fotosistem II, fotosistem I merupakan molekul kompleks yang dapat melepaskan elektron yang dipicu oleh cahaya matahari. Elektron yang terlepas dari fotosistem I segera digantikan oleh elektron dari fotosistem II.
Elektron berenergi tinggi yang dilepaskan fotosistem I akan bergerak melalui rangkaian akseptor elektron baru. Pada akhirnya, elektron tersebut digunakan untuk mereduksi NADP (Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate) menjadi NADPH.

Pada reaksi ini, elektron yang dilepas fotosistem I tidak kembali lagi ke fotosistem I. Pembentukan ATP dari reaksi nonsiklik ini disebut juga fotofosforilasi nonsiklik.
 
b) Reaksi siklik
Pada beberapa kasus, terjadi pola pergerakan elektron yang berbeda. Pola ini disebut reaksi siklik, karena elektron yang dilepaskan fotosistem I selalu kembali pada fotosistem I. Ketika elektron melalui beberapa akseptor elektron, energi yang dilepaskan digunakan untuk membentuk ADP menjadi ATP

Pembentukan ATP melalui reaksi siklik disebut juga  fotofosforilasi siklik. Reaksi ini dilakukan jika ATP yang dibuat kurang dan banyak terjadi pada bakteri fotoautototrof.
 
2) Reaksi Gelap
Reaksi gelap merupakan langkah selanjutnya setelah reaksi terang. Reaksi ini terjadi di stroma kloroplas. Reaksi terang telah menyediakan energi kimia pada stroma kloroplas dalam bentuk ATP dan NADPH. Energi ini akan digunakan untuk menghasilkan glukosa, yaitu hasil akhir reaksi fotosintesis.
Reaksi gelap memerlukan ATP, NADPH, CO2 , rangkaian enzim, serta kofaktor yang dapat ditemukan pada stroma kloroplas. Perhatikan gambar berikut.

a) Fase fiksasi
Berdasarkan  gambar tersebut, langkah pertama siklus Calvin-Benson adalah fiksasi CO2  dari udara oleh ribulosa bifosfat (RuBP) dengan bantuan enzim rubisko. Fiksasi ini membentuk senyawa beratom C6. Hasil yang tidak stabil tersebut dipecah menjadi 2 senyawa C3 (3-fosfogliserat). Oleh karena itu, setiap 3 molekul CO2  yang masuk akan menghasilkan enam molekul 3-fosfogliserat.

b) Fase reduksi
Pada fase reduksi, NADPH mereduksi 3-fosfogliserat menjadi 3-fosfogliseraldehid (G3P) dengan bantuan ATP. Untuk membuat 1 molekul G3P, siklus tersebut memerlukan atom karbon dari tiga molekul CO2 . Sebenarnya siklus ini mengambil satu karbon setiap satu siklusnya. Namun pada awal reaksi, digunakan 3 molekul CO2  sehingga satu siklus reaksi ini menghasilkan 1 molekul G3P utuh.

c) Pelepasan satu molekul G3P
Lima molekul G3P dari langkah kedua tetap berada dalam siklus. Satu molekul G3P yang dilepaskan dari siklus merupakan hasil bersih fotosintesis. Sel tumbuhan menggunakan dua molekul G3P untuk membentuk satu molekul glukosa.

d) Fase regenerasi RuBP
Rangkaian reaksi kimia menggunakan energi ATP untuk menyusun kembali atom pada lima molekul G3P (total 15 atom C). Hal tersebut untuk membentuk tiga molekul RuBP yang akan digunakan kembali dalam siklus Calvin-Benson. Berapa banyak molekul CO2  yang harus digunakan untuk membentuk satu molekul glukosa dalam siklus Calvin- Benson?

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fotosintesis pada tumbuhan. Faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor genetis dan faktor lingkungan
Faktor genetis menentukan sifat dasar fotosintesis suatu tumbuhan. Faktor genetis mengatur lebar daun, jumlah daun, serta konsentrasi klorofil suatu tumbuhan.
Faktor lingkungan mempengaruhi fotosintesis suatu tumbuhan sehingga daun tumbuhan dari spesies yang sama dapat memiliki laju fotosintesis yang berbeda. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi fotosintesis tumbuhan, di antaranya sebagai berikut.
 
 


Thursday 31 March 2016

Katabolisme Karbohidrat


Asb2ndCity#Didalam sel setiap makhluk hidup akan terjadi proses metabolisme. salah satunya adalah katabolisme. katabolisme disebut juga disemilasi, karena dalam proses ini energi yang tersimpan ditimbilkan kembali atau dibongkar untuk menyelenggarakan proses-proses kehhidupan.






proses katabolisme yang akan dibahas adalah katabolisme karbohidrat didalam sel hidup, berupa respirasi sel. respirasi sel menyangkut proses enzimatis didalam sel, dimana molekul karbohidrat, asam lemak, dan asam amino diuraikan menjadi karbondioksida dan air dengan konversi energi biologis yang bermanfaat. berikut reaksi keseluruhannya:
C6H12O6 + 6O2 > 6CO2 +6H2O + 675 kkal.

Karbohidrat merupakan sumber energi paling besar untuk tubuh kita. Ketika karbohidrat diproses karbohidrat tidak langsung masuk dengan molekul sebesar itu tetapi akan diuraikan terlebih dahulu. Karbohidrat atau amilum awalnya akan diurai terlebih dahulu dengan enzim karbohidrase atau amilasi menjadi maltosa atau disakarida. Oleh enzim maltase maltosa akan diubah menjadi 2 molekul glukosa (monosakarida) yang berupa monosakarida. Glukosa inilah yang akan mulai masuk ke tahap pertama yaitu proses glikosis pada respirasi sel. 
Respirasi sel dibagi menjadi dua , yaitu repirasi aerob dan anaerob. Saya akan membahas repirasi aerob karena katabolisme karbohiodrat termasuk dalam respirasi aerob. Berikut tahap – tahap respirasi aerob :

1. Tahap Respirasi Aerob Glikolisis berlangsung pada Sitosol
Tahap pertama respirasi aerob adalah glikolisis dengan pemecahan molekul glukosa(6C) membentuk senyawa berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu senyawa beratom C-6 yang mendapat tambahan fosfat yang memerlukan energy dari 2 molekul ATP.
Selanjutnya respirasi aerob dimana molekul PGAL kemudian akan membelah membentuk 2 senyawa 3 rantai karbon dan 1 fosfat yang disebut 3GP atau 3-Phospoglycerade. Kemudian masing-masing 3GP akan berubah menjadi asam piruvat dengan melepaskan energi sebanyak 1 molekul ATP dan pelepasan 1 atom hidrogen yang berpotensi energi tinggi, dimana selanjutnya hidrogen yang dilepaskan ini akan ditangkap oleh kofaktor berupa NAD+ dan membentuk senyawa 2NADH. Hasil dari tahap glikolisis  adalah 2 molekul asam piruvat, 2 molekul ATP, dan 2 molekul NADH. Selanjutnya senyawa asam piruvat memasuki membran mitokondria untuk tahap berikutnya. 

2. Tahap Respirasi Aerob Dekarboksilasi Oksidatif
Sebelum masuk ke tahap respirasi aerob selanjutnya dalam mitokondria, asam piruvat terlebih dahulu akan diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan berlangsung dalam membran mitokondria.
Senyawa asam piruvat yang mengandung 3 atom karbon, dioksidasi dengan bantuan enzim piruvat dehidrogenase untuk melepas 1 atom karbonnya dan mengubahnya menjadi CO2. Bersamaan dengan terbentuknya CO2, NAD+ akan direduksi dan membentuk NADH. Selanjutnya proses Respirasi Aerob ini dengan terbentuknya senyawa dengan 2 atom karbon yang disebut asetil group, yang kemudian akan ditambahkan dengan koenzim A membentuk Asetil Koenzim-A.


3. Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.
  1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi ini dikatalisis  enzim sitrat sintase.
  2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.
  3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO2 dan dihasilkan NADH.
  4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa ketoglutarat dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan dihasilkan NADH.
  5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A sintetase. Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat berupah menjadi ATP.
  6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan dihasilkan FADH2.
  7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.
  8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH.

Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3 NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs akan menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.
Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3 ATP, sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.





4. Transpor Elektron
pada sistem tranpor elektron, berlangsung pengepakan energi dari glukosa menjadi ATP.
ATP yang dihasilkan dari respirasi seluler adalah sebanyak 38 ATP. berikut periinciannya:
glikolisis: 6 ATP
oksidasi: 6 ATP
krebs: 18 + 4 ATP
 

 

Cara Kerja dan Faktor yang Mempengaruhi serta Klasifikasi Enzim


Assalamualaikum wr.wb
selamat pagi, bagaimana kabar kalian hari ini? semoga semuanya dalalm keadaan baik dan semoga selalu dalam linndungannya, amin. ada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai cara kerja,faktor, dan klasifikasi enzim.


Pengertian Enzim
 
Enzim adalah suatu biokatalisator yang dapat bertindak menguraikan molekul yang rantainya panjang menjadi lebih sederhana, serta dapat juga membantu mekanisme reaksi yang mana tergantung pada enzimnya. Walaupun enzim ikut serta dalam reaksi dan mengalami perubahan fisik selama reaksi, enzim akan kembali kepada keadaan semula bila reaksi telah selesai.

Kebanyakan enzim diberi nama dengan penambahan akhiran –ase pada kata yang menunjukkan senyawa asal yang diubah oleh enzim atau pada nama jenis reaksi kimia yang dikatalisis enzim.


CARA KERJA ENZIM 
Enzim bersifat Spesifik artinya satu Enzim bekerja untuk satu jenis makromolekul tertentu. Selain itu, Enzim bekerja seperti mak comblang yaitu menangkap molekul-molekul, menggabungkannya kemudian melepasnya tetapi Enzim tidak ikut berubah. Molekul-molekul yang digabungkan tersebut adalah substrat dan molekul hasil gabungannya disebut produk. Enzim dapat bekerja secara bolak balik yaitu dapat membentuk molekul sederhana menjadi molekul kompleks dan dapat pula menguraikan molekul kompleks tersebut menjadi molekul sederhana.

Enzim memiliki bagian yang disebut “Sisi Aktif Enzim” yaitu tempat melekatnya substrat dan “Sisi Alosterik”. Dua teori mengenai cara melekatnya substrat pada sisi aktif Enzim yaitu Lock and Key Theory atau Teori Gembok dan Kunci serta Induced Fit Theory atau Teori Ketepatan Induksi. Teori yang pertama yaitu Teori Gembok dan Kunci dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894 menyatakan bahwa Enzim dan substratnya memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi seperti kunci dan gemboknya. Itulah alasan mengapa Enzim bersifat spesifik. Teori kedua adalah Teori Ketepatan induksi. Menurut teori ini, sisi aktif Enzim bersifat fleksibel, sehingga bentuknya dapat menyesuaikan dengan bentuk substratnya.

Kerja Enzim juga dapat dipengaruhi oleh Inhibitor. Inhibitor adalah molekul yang dapat menghambat kerja Enzim sehingga dapat menurunkan laju reaksi katalisator oleh enzim. Inhibitor Enzim terdiri dari dua jenis yaitu Inhibitor Kompetitif dan Inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitif menghambat kerja Enzim dengan cara berikatan langsung dengan sisi aktif Enzim sehingga substrat tidak bisa berikatan dengan sisi aktif Enzim dan reaksi tidak dapat berlangsung. Sedangkan inhibitor non-kompetitif adalah inhibitor yang berikatan dengan sisi alosterik Enzim, namun karena Enzim bersifat fleksibel, saat Inhibitor berikatan dengan sisi alosterik, sisi aktif Enzim ikut berubah sehingga substrat pun tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim dan reaksi juga tidak dapat berlangsung.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
Dibawah ini dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim:
  • Suhu
    Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.

    Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan enzim. enzim tahan terhadap suhu rendah artinya enzim tidak akan mengalami kerusakan pada suhu renda, kalau suhu terlalu tinggi maka enzim akan rusak

    Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.

  • Nilai pH
    Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.

    Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.

  • Konsentrasi Substrat
    Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.

    Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.

  • Aktivator & Inhibitor
    Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan substrat.

    Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.

    Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat. 

NOMENKLATUR DAN KLASIFIKASI ENZIM
Enzim diberi nama dengan menambah akhiran ase pada nama substrat yang diubah oleh enzim tersebut. misalnya substrat maltosa diubah oleh enzim maltase menjadi glukosa, enzim yang mengubah lemak adalah lipase. ada pula nama enzim yang tidak berakhiran ase misalnya pepsin,tripsin,ptialin, dan erepsin.
Enzim dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan peristiwa yang terjadi didalam suatu reaksi:
1. golongan hidrolase: enzim yang dengan ditambahkan air dapat mengubah suatu substrat menjadi hasil akhir. misalnya, karboksilase dan protease.
2. golongan dsmolase
enzim yang dapat memecah ikatan C-C atau C-N. misalnya, enzim peroksidase dan katalase.


 

Wednesday 30 March 2016

Metabolisme


Assalamualaikum wr.wb.
bagaimana kabar kalian hari ini?, saya harap semoga semuanya dalam keadaan baik dan semoga selalu dalam lindungannya, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai metabolisme. langsung disimak saja ya!

Metabolisme berasal dari kata metabole (Yunani) yang artinya berubah, semua proses kimiawi suatu organisme disebut metabolisme.

metabolisme adalah aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel hidup. pada saat metabolisme sel, bahan dan energi diperoleh dari lingkungan sel yang berupa cairan. contoh lingkungan sel misalnya cairan interstitium yang berasal dari darah. cairan yang mengelilingi sel disebut cairan ekstrasel, cairan yang terdiri dari:
1. gas, terutama O2 dan CO2
2. ion anorganik (terutama Na+,Cl-,K+,Ca2+,HCO3-)
3. zat organik, yaitu vitamin dan makanan
4. hormon

mekanisme pertukaran zat dalam sel dengan cairan ekstrasel berlangsung melalui 5 cara yaitu:
1.difusi
2.osmosis
3.transpor aktif
4.endositosis, dan
5.eksositosis

bahan yang terdapat dalam cairan sel dapat digunakan sebagai bahan baku gula, asam lemak,gliserol, dan asam amino yang kemudian disusun menjadi makromolekul sel seperti polisakarida, lipid, dan protein asam nukleat.
proses metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu;
1. anabolisme
2. katabolisme
kedua proses diatas terjadi secara terus menerus dan satu sama lain saling tergantung secara rumit.

dengan bahan bahan dari lingkungan, terjadi penyusunan energi dalam tubuh makhluk hidup melalui proses anabolisme. materi tersebut kemudian dibongkar untuk diubah menjadi energi lain yang diperlukan untuk menjalani aktivitas hidup melalui proses katabolisme. katabolisme terjadi sebagai sumber energi bagi proses anabolisme.perubahan yang terjadi pada proses anabolisme dan katabolisme dapat dipercepat dengan suatu zat yang disebut enzim.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan


Assalamualaikum wr.wb.
bagaimana kabr kalian hari ini?, saya harap semoga semua dalam keadaan baik-baik saja dan semoga selalu dalam lindungannya, amin.
pada kesempatan kali ini saya akan berbagi infirmasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, langsung disimak ya.





faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbhan dan perkembangan pada tumbuhan ada 2, diantaranya:
1. faktor luar
2. faktor dalam

1. FAKTOR LUAR
a. makanan
makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis berbagai komponen sel. nutrien yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan air, melainkakn unsur yang lainnya juga. karbon dioksida diabsorpsi oleh daun dan air serta mineral diserap oleh akar.
b.air
air adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup, salah satu fungsi air adalah untuk fotosintesis pada tumbuhan,mengaktifkan reaksi enzimatik,menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji. reaksi kimia dalam sel tidak akan terjadi jika tidak ada air dan pada akhirnya tumbuhan akan mati.
c. suhu
setiap tanaman membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik yang disebut suhu optimum, sedangkan suhu rendah yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum, dan suhu tinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang disebut suhu maksimum. untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik dibutuhkan suhu yang optimum, karena kalau suhu terlalu tinggi maunpun terlalu rendah akan berdampak pada sel yang akan rusak.
d. kelembapan
tanah dan udara yang lembap akan membuat pertumbuhan dan peerkembangan baik pada tanaman. kondisi lembap memungkinkan tanaman lebih banyak menyerap air dan sedikit air yang diuapkan.
e. cahaya
tumbuhan membutuhkan cahaya, umumnya cahaya menghambat pertumbuhan meninggi tumbuhan, karena cahaya dapat menguraikan auksin(hormon pertumbuuhan).

2.FAKTOR DALAM
a. gen
pada gen terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunannya, gen juga berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia didalam sel, diantaranya sintesis protein.pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh tumbuhan, dikendalikan oleh gen secra langsung.
b. hormon
hormon tumbuhan yang telah dikenal antara lain auksin,sitokinin, dan giberelin.
1. Auksin
auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. hormon auksin ditemukan oleh Frits Went, ahli botani belanda (1863-1935)
2. Sitokinin
sitokinin adalah hormon yang bersama dengan auksin mempengaruhi pembelahan sel (sitokinesis) sitokinin diperoleh dari santan kelapa,ekstrak apel, dan dari jaringan tumbuhan yang aktif membelah.
3.Giberelin
giberelin adalah suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit padi dijepang, yaitu jamur gibberella fujikuroi, hormon ini ditemukan oeh Eiichi Kurosawa pada tahun 1962. tumbuhan padi yang terserang jamur ini memperlihatkan gejala pemanjangan abnormal.
4. asam traumalin (hormon luka)
regenerasi (restitusi) adalah kemampuan tanaman memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya.
5. Kalin
kalin adalah hormon yang mempengaruhi embentukan organ, contohnya:
a.rizokalin: hormon pertumbuhan akar
b.kaulokalin: hormon yang merangsang batang
c.filokalin: hormon yang merangsang daun
d.antokalin: hormon yang merangsang bunga

Tuesday 29 March 2016

Proses Perkecambahan dan pertumbuhan akar

assalamualaikum wr.wb.
selamat pagi sobat Andro, bagaimana kabr kalian hari ini? saya harap semoga semuanya baik--baik saja dan semoga selalu dalam lindungannya, amin. pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi tentang proses perkecambahan. langsung disimak saja ya.


pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan. perkecambahan adalah munculnya tanaman kecil dari dalam biji (plantula).

proses perkecambahan dibagi menjadi 2 yaitu:
1. proses fisika
proses ini terjadi pada saat biji menyerap air(imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
2. proses kimia
dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. air yang masuk tadi akan mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin(GA). hormon ini mendorong aleuron(lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim

macam macam perkecambahan
1.epigeal
perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang dibawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat keatas tanah, contohnya kacang hijau
2.hipogeal
perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas(epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik keatas tanah, contohnya biji kacang kapri

proses pertumbuhan akar
1. tudung akar
tudung akar merupakan daerah akar yang paling ujung. tudung akar berfungsi mensekresikan cairan polisakarida untuk melumasi tanah disekitar titik pertumbuhan akar.
2. daerah meristem
 daerah meristem terletak dibelakakng tudung akar yang meliputi meristem apikal dan deviratnya. meristem apikal merupakan daerah pusat pembelahan sel yang menghasikan sel sel meristem primer untuk menggantikkan sel sel ditudung akar yang tanggal.
3. daerah pemanjangan
daerah pemanjangan sel terletak didaerah belakang meristem. sel sel di daerah pemanjangan membelah lebih lambat daripada sel meristem dan sel selnya relatif lebih tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radiasi dan bahan kimia.
4. daerah diferensiasi
daerah ini terletak dibagian akhir akar, bercampur dengan daerah pemanjangan, didaerah ini terdapat 3 sistem jaringan, diantaranya:
1. protoderma: lapisan terluar meristem primer yang akan menjadi epidermis.
2. meristem dasar: lapisan kedua yang akan berkembang menjadi sistem jaringan dasar
3. prokambium: lapisan pusat yang akan berkembang menjadi silinder vaskuler pusat, yaitu xilem dan floem.